Tuesday 30 June 2015

Selamat malam, Hujan.

Dear Hujan,
akhirnya, kita tiba di persimpangan..
tadi aku mendapatimu mengunjungi Bumi. tapi hanya sebentar, kemudian kau menghilang.

Apakah itu berarti kau benar-benar sudah membulatkan tekad untuk meninggalkan Bumi?

Aah, aku benci perpisahan.
bukan karena berpisah berarti selesai.
tapi karena berpisah berarti kenangan.
dan kenangan berarti ingatan.

Aku benci ingatan karena ingatan berarti pelukanmu.
aku benci pelukanmu karena pelukanmu berarti kenyamanan.
aku benci kenyamanan karena kenyamanan berarti (hanya) sementara.


Seperti setiap perpisahan, malam ini aku melihat Hujan membisikan kata-kata terakhirnya kepada Bumi.



Apapun yang dibisikan Hujan pada Bumi, apapun itu, menurutku pasangan terbaik Bumi adalah Hujan. bukan Matahari. bukan Bulan.

Selamat malam, Hujan. Selamat malam, Bumi.



Monday 29 June 2015

(Bukan) Cinta

Hujan semakin menjauhi Bumi. sejak pagi tadi Bumi terlihat cantik bersama Matahari -yang masih malu-malu nampak menemani Bumi-.
Atau mungkin Matahari takut ketahuan Bulan.

Apa aku bilang, cinta memang konyol kan? mungkin bukan cinta, tapi hal-hal yang menyertai cintalah yang konyol.
Karena itu sudah sejak lama aku berhenti berurusan dengan cinta.

Tentang ini, aku punya teori sederhana.
kalau cinta diartikan sebagai anugerah untuk membahagiakan, mengapa harus ada patah hati?

Apakah benar adanya, mengalah dan berkorban adalah bagian dari cinta?

Apakah benar adanya, kalian mencintai tanpa tuntutan untuk dicintai balik?

Kalau cinta diartikan sebagai anugerah untuk membahagiakan, atau memberi tanpa menerima, maka satu-satunya cinta yang aku akui hanyalah cinta Yesus. pernahkah kalian merasa tidak dicintai olehNya, walau hanya sedetik?

Hmmm, mungkin Hujan meneladani Yesus. karena selain Yesus, Hujan juga tak ada bosan-bosannya pada Bumi.
pernahkah kalian melihat Hujan menuju arah lain selain kepada Bumi?


Maka jika kalian bukan Yesus, atau bukan Hujan, berpikirlah banyak sebelum mengakui diri sebagai pecinta.






Sunday 28 June 2015

Pada Hujan aku belajar

Pagi ini Bumi sedikit basah. langit tampak mendung, tidak secerah kemarin. sepertinya Hujan mulai merindukan Bumi. walau ia masih malu-malu mengakuinya.

Pada Hujan aku belajar.

tentang kapan harus mencintai.
tentang kapan harus mengalah.
tentang kapan harus merebut kembali.
tentang kapan harus melepas.
tentang kapan harus setia.
tentang kapan harus mengikhlaskan.
tentang kapan harus peka.

Pada Hujan aku belajar.

bahwa cinta tak harus memiliki.
bahwa cinta tak selamanya berarti bersama.
bahwa cinta tak seindah yang dibayangkan.
bahwa patah hati adalah cinta yang sesungguhnya.

Pada Hujan aku belajar.

walau aku tau cinta itu omong kosong.
walau aku sadar cinta itu menyakitkan.
walau aku percaya cinta -seperti cinta Hujan pada Bumi- itu tidak pernah ada.

Pada Hujan aku belajar. banyak.


Saturday 27 June 2015

EZEKIEL MISCHA he is

Hari ini hujan belum juga kembali pada bumi. sementara bumi semakin nyaman dimanjakan oleh matahari.
Tapi hari ini aku tak ingin memikirkan hujan, atau matahari, atau bumi, ataupun cinta segitiga mereka dengan segala kekonyolannya.

Karena hari ini, aku ingin mengenang cintaku, yang 9 tahun lalu pergi meninggalkanku.

(Tulisan ini adalah tulisanku 9 tahun lalu, beberapa hari setelah aku kehilangannya)


In Memoriam of our beloved angel, Ezekiel Mischa (EM)

Oh Where…oh where can my baby be….
The Lord took her away from me,
She’s gone to heaven so I’ve got to be good
So I can see my baby when I live this world….
(a song by Pearl Jam)


My Truly Dearly Son,
Apa kabar nyong?
Lagi ngapain di 'sana’?
Mudah-mudahan lagi tidur pulas,
Mudah-mudahan lagi mimpi indah tentang saat bersama db.
Dan mudah-mudahan juga seng ada yang ganggu EM.
Kalo ada yang bikin EM manangis, bilang par Tete Manis. db yakin Tete Manis selalu gendong EM. Iya kan?

Btw, bedak deng wangi-wangi yang kaka Elle kasi su pake blom sayang? Aduh EM pung kaka tu sangking batal jadi kakak, kadar ’kacau’nya semakin menjadi – jadi, hehehe... dia percaya EM sekarang jadi malaikat pelindung dan selalu ada di atas kepalanya. :) dia excited sekali wktu tulis buku puisi par EM. :) dia belajar ’keras’ par tulis nyong pung nama. Tapi usahanya boleh juga kan? :) She really loves you, honey..

Sementara geyi, sekarang jadi lebih dewasa, wise, dan tambah sayang db deng kaka elle. Walau db tau geyi jua berat menghadapi rasa kehilangan EM, namun di depan db dan kaka elle, geyi selalu mencoba tenang. Oh ya, gey pung buku par EM su dibaca sayang? Itu geyi su tulis sekitar dua bulan yang lalu dan rencananya mo kasi par EM sebagai kado ulang tahun ke 12.

Kalau db sendiri sampe saat ini masih susah payah ator puzzle di hati ni. Sorry sayang, tapi db masih sedih ditinggal EM. 8 bulan sama-sama EM kemana-mana sangat berarti buat db. EM su jadi saksi bisu yang tak benar-benar bisu atas semua hal yang db lakukan selama 8 bulan.
’Hilang’nya EM dari db pung perut, bikin db terobsesi menjadi orang baik, supaya kelak bisa bakudapa EM di sorga!

EM dear,
Demi EM, db janji akan menjadi db terbaik buat kaka elle.
Elle dan Em merupakan karya terhebat dan mujizat terindah dari Tuhan par db deng geyi.
Dong dua membuktikan bahwa Tuhan hanya sejauh doa.
Hanya lewat doa pendek nan padatnya Elle ( Tuhan Yesus, kasih aku ade satu jua..) maka EM ada di db perut. :)
Demi dong 2, db deng geyi percaya bahwa cinta memang ada. Dong dua adalah cinta sesungguhnya bagi db dan geyi.

Ah EM, seandainya db tau apa yang bisa db bayar untuk memberi EM arti sebuah kehidupan, db akan bayar berapapun / apapun itu. Tapi geyi bilang, untuk apa ‘merusak’ jiwa yang begitu putih dan bersih. EM, -katanya lagi-, merupakan perangkum kehidupan dan kematian. Kini katong yakin EM bahagia di 'sana’.

Danke ya sayang untuk 8 bulan terhebat dalam hidup kaka elle, geyi, dan db.
EM akan selalu ada di katong 3 pung hati.

Tidurlah sayang....
Terbanglah sayang....
Selamat jalan, Ezekiel Mischa.....
We’ll miss you forever!!


Ur true luv,
db.

Friday 26 June 2015

Masih Matahari

Masih seperti kemarin, hujan belum kembali pada bumi. masih dibiarkannya matahari menikmati bumi. atau dibiarkannya bumi menikmati matahari.

sama seperti hujan, hari ini aku masih membiarkan susan menemanimu.
aku mulai terbiasa.

tapi aku bahagia. karena seperti janji kita waktu itu; tiap malam kita pasti bertemu dalam doa sebelum tidur.

iya, tiap malam aku mensyukuri hadirmu.
sampai jumpa nanti malam :)

Thursday 25 June 2015

Bukan hujan (dan aku) yang konyol tapi cinta.

hari ini hujan mengalah pada matahari.

sebesar itu cinta hujan pada bumi, hingga dibiarkannya matahari menemani bumi karena dia tau bumi lebih bergairah bersama matahari.


[hari ini aku mengalah pada susan.

sebesar itu cintaku padamu, hingga kubiarkan susan menemanimu, karena aku tau kau lebih berguna baginya]

terdengar konyol?
memang! karena cinta dan segala urusan 'mengalah' demi cinta memang konyol.


Wednesday 24 June 2015

.hujan.dia&kamu.hujan.

hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. dia&kamu. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan.hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan.

[masih (hanya) dia&kamu (yang semakin dekat saja) di antara hujan hari ini]

Tuesday 23 June 2015

.hujan. dia. kamu. hujan.

hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. dia. kamu. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan.

[hanya tersisa dia dan kamu di antara hujan hari ini. berdekatan. sangat dekat]

Monday 22 June 2015

.hujan. dia. hujan. kamu. hujan. hujan. aku.

hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. dia. hujan. hujan. hujan. kamu. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. aku. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan.

[ada kamu. aku. dan dia di antara hujan hari ini]

Sunday 21 June 2015

.hujan.kamu.aku.hujan.

Hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. kamu. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. aku. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan. hujan.

[ada kamu dan aku di antara hujan hari ini]

Saturday 20 June 2015

Tentang Hujan yang setia pada Bumi

Hey kamu!
Malulah pada hujan!

Dia setia mencintai bumi!
tak pernah ditujunya arah lain, selain kepada bumi.

Dia setia mencintai bumi!
selalu kembali pada bumi, meskipun bumi terlihat lebih bahagia bersama matahari.

Dia setia mencintai bumi!
rela melindungi bumi dari matahari yang agresif.

Dia setia mencintai bumi!
masih ingin menemani bumi, tapi dia tau akibatnya bila berlama-lama bersama bumi.

Dia setia mencintai bumi!
dengan segala romantismenya, dia tau bagaimana membahagiakan bumi.

Hey kamu!
belajarlah pada hujan :)

Friday 19 June 2015

Aku curiga

Aku curiga kau ini hujan.

Hujan masih sangat deras.
Kau masih tak terjangkau oleh hatiku

Hujan menghantam bumi dengan tetesan-tetesannya ibarat peluru yang siap membunuh dengan membabibuta.
Kau menghujam jantungku dengan pesonamu yang kian hari kian menjadi-jadi

Mereka yang tinggal di kaki bukit memohon kepada yang maha kuasa agar dijauhkan dari bencana banjir.
Aku memohon kepada yang maha kasih agar dijauhkan dari cinta yang pilih kasih

Aah, aku curiga. kau ini hujan

Thursday 18 June 2015

Hari ini

Hey teman!
Kali ini aku ingin bercerita padamu tentang hariku.

Aku awali hari ini dengan bahagia, sama seperti hari kemarin; bersamamu dan hujan.

Aku menghabiskan pagi hingga siang bersama kedua konco kecilku, Elle dan Dee. Hari ini -karena sudah libur sekolah- mereka menemaniku menyelesaikan beberapa urusan kerjaan dan kemudian makan siang bertiga. Karena hari hujan, kami memilih bakso sebagai menu makan siang hari ini.

Setelah perut terisi dan mengantar Elle dan Dee pulang, aku melanjutkan kegiatan di rumah Rizky&Rizka. Walau hari ini hari pertama bulan Ramadhan, tetapi aku tetap mengajar kedua kakak beradik itu. Mereka memang anak-anak yang semangat. Di saat murid-muridku yang lain memilih liburan, mereka tetap menjadwalkan "sesi bersama MD" dalam agenda liburan mereka.
Sejauh ini, hariku masih menyenangkan.

Hariku berlanjut dengan yang "sehat-sehat". Iya, walau hujan dan udara sedikit dingin, namun aku tetap semangat berolahraga. Sudah satu tahun terakhir ini, aku bergabung dengan club senam, dan rutin mengikuti berbagai jenis senam seperti zumba, aerobic, body language, body combat, super body super brain, dan pilates. Untuk kebiasaan hidup sehat, aku menganggapnya sebagai gaya hidup dan bukan lagi trend semata.


Setelah menyehatkan tubuh, aku menuju rumah bersama komunitas anak muda Ambon; Paparisa Ambon Bergerak. Sudah menjadi kebiasaan kami berkumpul dan menghabiskan waktu di sana. Banyak kegiatan positif yang bisa berkembang di sana. Bahkan hanya dengan duduk dan mengobrol santai, kadang lahir ide-ide cemerlang yang bisa dikembangkan.
Sejauh ini, hariku masih sangat menyenangkan.

Malam kian larut, akupun beranjak kembali ke rumah. Setelah sejenak menemani Elle dan Dee hingga akhirnya mereka tertidur, aku kembali ke kamarku, ruangan ternyaman dan tempat paling intim bagi aku dan diriku sendiri.


Tempat paling pribadi, di mana aku mengawali dan mengakhiri hariku.

Setelah sejenak menonton DVD, -sama seperti bagaimana aku mengawali hariku- aku mengakhirinya dengan obrolan singkat bersamamu; hal kecil yang membahagiakan.
:)

Well teman, menjadi bahagia itu mudah. Cukup dengan menjadi diri sendiri, melewati hari dengan orang-orang yang membawa dampak baik, dan (hanya) melakukan hal-hal yang benar-benar berguna.

Semoga hari ini kamu juga bahagia, teman :)

Wednesday 17 June 2015

Dear you

Dear you,
Terima kasih sudah membangunkanku pagi ini.
Di luar jendela hujan lebat sekali.
Dan aku bersyukur karena aku yakin hari ini aku akan baik-baik saja.
Kau tau mengapa? Karena hal pertama yang aku alami hari ini adalah kau :)

Di luar hujan semakin lebat.
Dan aku semakin bersyukur karena aku yakin hari ini aku akan bahagia-bahagia saja.
Kau tau mengapa? Karena hal pertama yang kau alami hari ini adalah aku :)

Good morning, you! :*







Tuesday 16 June 2015

Ini. Hari. Hujan

Hujan hari ini.
Hari ini hujan.
Ini hari hujan.
Ini (loh) hari hujan.
Hujan ini hari.
Ini hujan, Hari.
Hari, ini hujan.
Hujan, ini Hari.

Hujan, kamu asik yaaa..





Monday 15 June 2015

Hujan itu teman.

Hujan ke 15 di Juni ini.

Hujan bisa bermakna apa saja.
Buatku, hujan itu setia. hujan itu teman.
Teman memang (seharusnya) setia.

Sama seperti hujan yang membuat suasana teduh,teman juga seharusnya demikian;meneduhkan.

Seperti hujan yang menciptakan suasana romantis, teman juga seharusnya begitu; menyayangi.

Seperti hujan yang -walau deras namun- indah untuk dinikmati, teman juga seharusnya demikian; keras tapi ngemong.

Seperti hujan yang malam ini turun dengan tenang, teman juga seharusnya begitu;menenangkan.

Seperti malam ini, aku menikmati hujan dengan teman. dan musik.








Sunday 14 June 2015

Engkau (masih) yang terindah

Malam ini,
masih seperti hari kemarin, aku melamunkan engkau.
Seandainya kau ada disini,
akan kuceritakan padamu tentang hujan,
tentang bintang,
tentang cinta,
tentang rindu,
tentang kita.

Dan pada hujan aku bertanya bahwa mengapa masih engkau yang terindah?

Saturday 13 June 2015

Saridjah


Tik tik tik bunyi hujan di atas genting, airnya turun tidak terkira..

Sepenggal lagu yang tidak asing bukan saja bagi anak-anak, tapi bagi semua orang.

Adalah Ibu Soed, yang menciptakan lagu tersebut. Hari ini saya ingin berkenalan lebih akrab dengan beliau.


Ibu Soed terlahir dengan nama Saridjah.
Saridjah lahir sebagai putri bungsu dari dua belas orang bersaudara. Ayah kandung Saridjah adalah Mohamad Niung, seorang pelaut asal Bugis yang menetap lama di Sukabumi kemudian menjadi pengawal J.F. Kramer.

Selepas mempelajari seni suara, seni musik dan belajar menggesek biola hingga mahir dari ayah angkatnya, Saridjah melanjutkan sekolahnya di Hoogere Kweek School (HKS) Bandung untuk memperdalam ilmunya di bidang seni suara dan musik. Setelah tamat, ia kemudian mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Dari sinilah awal Saridjah mulai mengarang lagu.

Pada tahun 1927, ia menjadi Istri R. Bintang Soedibjo, dan ia pun kemudian dikenal dengan panggilan Ibu Soed, singkatan dari Soedibjo.

Ibu Soed selalu menciptakan lagu khusus untuk anak-anak. Ia memperkirakan telah menciptakan lebih dari 200 lagu, walau hanya separuh yang bisa terselamatkan dan bertahan sampai sekarang. Jauh sebelum meninggal, Ibu Soed sempat mengungkapkan perasaannya yang menyayangkan bahwa lagu anak-anak sekarang telah menjadi serba komersil.

Banyak lagu Ibu Soed yang menjadi lagu populer sperti; Hai Becak, Burung Kutilang, dan Kupu-kupu. Bahkan ketika genting rumah sewaannya di Jalan Kramat, Jakarta, bocor, ia membuat lagu Tik Tik Bunyi Hujan.

Lagu wajib nasional yang dia ciptakan adalah Berkibarlah Benderaku dan Tanah Airku. Lagu-lagunya yang lain banyak yang juga telah menjadi populer, diantaranya Nenek Moyang, Lagu Gembira, Kereta Apiku, Lagu Bermain, Menanam Jagung, Pergi Belajar, Himne Kemerdekaan, dll.

Lagu-lagu Ibu Soed, menurut Pak Kasur, salah seorang rekannya yang juga tokoh pencipta lagu anak-anak, selalu mempunyai semangat patriotisme yang tinggi. Sebagai contoh, patriotisme terdengar sangat kental dalam lagu Berkibarlah Benderaku. Lagu itu diciptakan Ibu Soed setelah melihat kegigihan Jusuf Ronodipuro, seorang pimpinan kantor RRI menjelang Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947, dimana Jusuf menolak untuk menurunkan Bendera Merah Putih yang berkibar di kantor RRI, walaupun dalam ancaman senjata api pasukan Belanda.

Karya besar lainnya adalah Tanah Airku yang liriknya bercerita tentang keindahan alam Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Beliau meninggal pada tahun 1993 (usia 85 tahun)

Saya salut dengan beliau. Wanita Indonesia hebat yang patut kita kenang sebagai srikandi musik Indonesia.

(sumber wikipedia)



Friday 12 June 2015

Masih (saja) kau

Hari ke-12.
Tak ada yang berubah.
Masih hujan.
Masih mendung.
Masih gelisah.
Dan masih (saja) kau yang ter-rindukan.

Thursday 11 June 2015

Halo Hujan

Anak-anak selalu lebih ekspresif dalam segala hal.
Hari ini, aku mengajak mereka betekspresi tentang hujan.

Inilah ekspresi mereka ketika aku meminta mereka mengatakan apa saja tentang hujan..

Asik kalau musim hujan. bisa tidor seng tau diri
Ino (7)

Hmmm hujan itu air. yasuda begitu sa
Rani (7)

Mandi ujang. sadap. kalo saki, beso seng pi sekolah
Apo (9)

Air yang turun dari langit karena awan tidak mampu menahan air
Dee (8)

Berkat dari Tuhan Yesus
Ferin (8)

Apa eee, hujan itu kadang enak. kadang seng
Jerry (7)

Beta seng suka hujan,barang beta seng suka pake mantel
Dinda (6)

Kalo lama-lama bisa banjir
Steven (8)

Mandi hujan beta paleng suka
Bintang (7)

Ujang ee, jang talalu basar lai, beta ruma bisa banjir
Rama (7)

Tadi malam ujan basar, beta tidor bakupolo deng papa
Sisca (7)

Pada akhir wawancara, saya meminta mereka semua menyapa hujan. Maka semua berteriak "Halooo Hujaaaaan"


Wednesday 10 June 2015

Tetes hujan (yang) itu.

Hari ke-10 di bulan 6.
Dan langit masih setia mencurahkan hujan ke bumi.
Sedangkan aku masih setia memandangi hujan dari teras rumahku.



Hujan ibarat kehidupan.
Sudah seharusnya disyukuri karena memberi sesuatu yang baik untuk manusia.
Seperti halnya anak-anak kecil ini, hujan memang sepantasnya kita nikmati.

Aku percaya, hujan dicurahkan oleh yang kuasa, bukan tanpa alasan. Begitupun kamu bagi diriku :)
Bukanlah tanpa maksud, DIA menempatkan kamu di tengah jalan hidupku.
Aku mensyukuri hadirmu, seperti aku mensyukuri hujan.
Dan karena itu pula, aku merelakanmu pergi, seperti tetesan hujan yang jatuh ke bumi dan kemudian mencari jalannya sendiri. entah kemana.

Buat kamu -yang entah dimana-, pilihlah satu tetes hujan yang turun, lalu perhatikan baik-baik kemana dia menuju.
Anggap itu aku, agar kamu tau kemana harus mengarah, bila kamu merindukan aku.

Seperti tetes hujan yang ini, yang aku istimewakan dan aku abadikan seperti layaknya aku perlakukan kamu.

Tuesday 9 June 2015

Hujan berkat

Hujan tak jua lelah.
Dibasahinya bumi ini semakin deras saja.
Tapi saya bersyukur dan tak mau mengeluhkannya.
Saya harap engkau pun begitu.

Karena begini kawan, ada dikatakan dalam Alkitab "Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang." (Ulangan 11:13-14)

'Hujan berkat' yang akan memampukan kita menghasilkan buah dengan berkelimpahan merupakan janji Tuhan kepada mereka yang bersungguh-sungguh taat, Bukan karena kebiasaan, bukan karena rutinitas, bukan simbolis apalagi hanya agar terlihat baik di mata orang.


Karena itulah saya mensyukuri hujan.
Semakin deras, semakin patut untuk disyukuri, karena bagaikan hujan yang tak terhitung tetesannya ke bumi, demikian pula saya berharap berkat yang Tuhan curahkan bagi saya.

Monday 8 June 2015

Tentang cemburu

Tentang cemburu, bukan lagi ketika kudengar kau menyebut namanya.
Tetapi lebih dari itu.

Tentang cemburu, bukan saja ketika kumelihat kau sepayung dengannya di bawah rintik hujan.
Tetapi lebih dari itu.

Tentang cemburu, bukan hanya ketika kau bercerita tentang dirinya dengan mata penuh bintang.
Tetapi lebih dari itu.

Tentang cemburu, bukan semata tusukan yang menghujam jantungku setiap kulihat namanya di postinganmu.
Tetapi lebih dari itu.

Tentang cemburu, rasanya aku ingin hujan ini semakin deras membasahi bumi, agar membawa pergi luka di hati.

Tentang cemburu, kuberharap aku bisa berhenti mencintaimu, agar berhenti pula rasa cemburu ini.

Tentang cemburu, aku imani adalah cara mencintai paling jujur.

Tentang cemburu, aku akui aku cemburu.

Sunday 7 June 2015

Hujan itu sexy

Jadi begini ceritanya..
Malam ini aku memilih duduk di teras berkawan secangkir teh dan... hujan!

Mungkin karena suaranya, aromanya, suasana yang tercipta olehnya, aku selalu merasa hujan itu sexy.

Hujan itu bagaikan bercinta.
Mulai gerimis yang pelan dan mengundang
(kau dan aku mulai menyatu dalam pelukan),

kemudian mulai menderas
(kita saling mendekap dan bercumbu),
semakin menderas
(saling melepas sehelai demi sehelai kain di tubuh),
semakin menderas
(ketika kulit dan kulit bersentuhan tanpa jarak),
semakin membasah
(ketika yang ada di depan mata adalah satu-satunya yang ingin kita lihat saat itu),
semakin tak beraturan suaranya
(aku mendesah membuat kau semakin bergairah),
kian ribut saja
(aku semakin mendesah, dan kau semakin membabibuta),
menderas dan membasah
(kita semakin menggila),
Hingga akhirnya mencapai klimaks
ketika terdengar suara gemuruh,
sambil sesekali disertai petir
(semakin menggilaaa, hingga..aaaah.. seketika suasana hening. kau terlentang di sebelahku sambil tersenyum puas dan mencium keningku)
Pfiuuuh..
Seperti itu kira-kira.

Setelah itu, hujan menjadi biasa saja,
bahkan kita berharap hujan segera mereda.

Ahhh, tapi malam ini aku masih ingin menikmati hujan, karena aku merindukan hujan.
Merindukan hujan yang sexy..



Saturday 6 June 2015

Hujan pun tak mampu.

Jalan itu basah, menghitam oleh hujan.

Namun aku, muram, Kering oleh kerinduan.
Di luar jendela, mulai turun gerimis.
Gerimis mampu menghapus jejak apapun.
Namun tak mampu menghapus jejakmu di hatiku.

Cintamu tak hilang dalam hitungan tahun.
Tidak oleh hujan sekalipun.

Friday 5 June 2015

Berkawan dengan alam. seharusnya demikian.

Jangan tertawa,
Jangan bermandikan harta,
Jangan berkawan pesta pora,

Bila kau mendapatkan semuanya dari
pohon yang kau tebang,
dari hewan yang kau bunuh,
dari tanah yang kian gersang,
dari ikan di laut yang kau tangkap dengan pukat,
dari hutan yang kau bakar.

Dan kelak,
jika turun hujan,
hujanlah yang kau kambing hitamkan.
hujanlah yang kau jadikan alasan penderitaanmu.
hujanlah yang kau jadikan momok untuk disiagakan.

Maka berdosalah engkau, wahai manusia!
Jagalah alam seperti engkau menjaga rumahmu sendiri.
Jagalah alam untuk anak cucumu.
Karena alammu adalah alam anak cucumu.

Thursday 4 June 2015

Hujan ←→Hidup

Sedang jauh dari Ambon.
Sedang jauh dari hujan.
Dapat kabar dari Ambon, katanya Ambon hari ini diguyur hujan.

Hujan itu air.
Maka dari itu, jangan keluhkan hujan.
Bersyukur atas hujan.
Karena hujan itu air,
Air itu hidup.

Bersyukur atas hujan,
Bersyukur atas hidup!


Wednesday 3 June 2015

hu jan ke tig a di bul an Ju ni

Jika dilahirkan kembali, aku ingin menjadi tetes hujan.
agar selalu diingat dan ditulis selama bulan juni ini oleh kalian yang dikejar2 deadline jam 9 malam.

maka mari bergegas karena hampir deadline.

#maafsayabuntuhariini #karenaefeksedangliburan #takapalahyangpentingtidakbolong #hehehe

Tuesday 2 June 2015

Mem ili h

Pagi dan bahagia.
Memilih kadang lebih sulit dari mengeluh. Memilih kadang tak semudah menggerutu. Karena Memilih selalu butuh pertimbangan.

Seperti pagi ini. Pagi yang kadang cerah, kadang mendung.
Saya terbangun karena hujan.
Sempat terpikir untuk menggerutu atau mengeluh.
But hey....complain will take me nowhere.

Angka di screen hp menunjukan 08.30.
Senyum.
Membayangkan hal-hal menggembirakan yang harus dilakukan hari ini mengubah mendung menjadi cerah.

Masih tersenyum. 7 menit menuju deadline.

Bintang tak nampak di langit. sepertinya mau hujan. saya memilih bergegas.

Monday 1 June 2015

BA HAG IA

Akhir-akhir ini saya belajar bahwa benar adanya; BAHAGIA adalah pilihan. Dalam keadaan apapun, bahkan dalam keadaan sesulit apapun, BAHAGIA adalah pilihan. Se-la-lu.
Saya meyakini itu. dan bahwa BAHAGIA yang dirasakan dalam keadaan sulit adalah BAHAGIA yang benar-benar BAHAGIA. Karena dalam keadaan yang demikian, BAHAGIA dianggap sesuatu yang mustahil.
Saya tidak setuju!

Malam ini saya tidak ingin banyak menulis. saya hanya ingin meyakinkan kalian, bahwa BAHAGIA -dalam keadaan apapun itu- selalu lahir dari dalam. bahkan dalam keadaan paling sulit sekalipun, temukan BAHAGIA daari dalam dirimu. Karena dari situ BAHAGIA datang. Bahwa BAHAGIA tak selamanya berarti tertawa dan menangis tak selamanya berarti menderita.

Seperti ungkapan "Jika kalian mengira keBAHAGIAan adalah matahari, maka saya pastikan kalian belum pernah merasakan gembiranya menari di bawah rintik hujan"

Serlamat malam. Selamat beristirahat. Selamat berbahagia!